Popular Posts
- Get link
- X
- Other Apps
Labels
Jangan Sampai Salah! Inilah 4 Fakta Dasar Tipe Kepribadian MBTI yang Wajib Kamu Pahami
Saat ini, ada banyak tes psikologi
yang bertujuan untuk mengetahui kepribadian seseorang. Salah satunya ialah MBTI
(Myers–Briggs Type Indicator) yang dikembangkan oleh Katharine Cook Briggs dan
anak perempuannya, Isabel Briggs Myers. Tes MBTI ini didasarkan pada teori
konsep dari Carl Gustav Jung pada buku Psychological Types pada tahun 1921.
MBTI ini mempunyai 4 kategori dimensi
dasar yang digambarkan dalam sebuah skala: Ekstrovert (E) dan Introvert (I), Sensing
(S) dan Intuition (I), Thinking (T) dan Feeling (F), Judging (J) dan Perceiving
(P). Masing-masing dimensi pada setiap kategori ini terletak pada ujung-ujung
skala yang berlawanan.
Yang perlu diingat bahwa setiap orang
memiliki semua dimensi tersebut, yang berbeda ialah persentasenya. Misalnya, seorang
ENTP merupakan individu dengan kecenderungan ekstrovert, tetapi bukan berarti
ia tidak mempunyai sisi introvert sama sekali. Biasanya di hasil tes MBTI, tertulis kadar persentase dari
setiap dimensi yang ada. Jika seseorang mendapatkan kecenderungan dimensi
ekstrovert sebesar 55%, berarti ia mempunyai kecenderungan dimensi introvert
sebesar 45%.
Ada 16 tipe
kepribadian yang merupakan hasil kombinasi dari 4 kategori dimensi dasar MBTI.
Sebelum membahas lebih detail mengenai masing-masing tipe dari 16 kepribadian
MBTI, mari kita pahami dulu, yuk, fakta dasar dari masing-masing dimensi MBTI
ini!
1. Ekstrovert vs. Introvert
Ekstrovert vs. Introvert via https://www.personality-central.com/personality_theory/extroversion-introversion
Orang-orang dengan kecenderungan ekstrovert akan memusatkan perhatian dan energi ke luar diri mereka. Para ekstrovert ini “mengisi ulang baterai” mereka dengan cara menghabiskan waktu bersama orang lain. Pada umumnya, mereka sangat menyukai berkumpul dengan banyak orang dan juga senang mempunyai banyak kenalan. Setelah bersosialisasi dengan kenalan-kenalannya, si ekstrovert ini akan merasa lebih bertenaga dan gembira.
Kebalikan dengan orang ekstrovert,
mereka yang introvert akan memusatkan perhatian dan energi ke dalam diri
mereka. Individu-individu introvert ini “mengisi ulang baterai” mereka dengan
cara menghabiskan waktu sendirian. Para introvert ini bukannya tidak mau
bersosialisasi, tapi mereka lebih memilih untuk berkumpul dengan orang-orang
dekat saja dan dalam jumlah yang lebih sedikit. Mereka merasa lebih nyaman
dengan kenalan yang terbatas namun akrab. Dan pada umumnya, setelah selesai
bertemu muka dengan sahabat-sahabatnya, si introvert ini akan membutuhkan me time untuk men-charge tenaga mereka.
2. Sensing vs. Intuitive
Sensing
vs. Intuitive via https://www.personality-central.com/personality_theory/sensing-intuition
Mereka yang mempunyai kecenderungan sensing
biasanya lebih praktikal dan menyukai hal-hal yang bersifat konkret dan detail.
Para individu sensing ini menaruh perhatian pada kejadian masa sekarang dan
pengalaman masa lalu. Mereka lebih mengandalkan fakta yang mereka rasakan
melalui panca indra: seperti apa yang mereka lihat dan dengar. Dan pada umumnya,
orang-orang sensing ini berbicara secara literal dengan menggunakan kalimat
yang jelas dan to-the-point.
Sedangkan. mereka
yang intuitive cenderung lebih imajinatif dan inovatif. Mereka menyukai hal-hal
yang bersifat abstrak dan konseptual, serta lebih menaruh perhatian pada
gambaran besar ketimbang hal-hal detail. Berbeda dengan para sensing, si
intuitive ini lebih berorientasi pada masa depan. Para individu intuitive ini
sangat mengandalkan intuisi mereka dalam memahami maksud-maksud tersembunyi dan
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Dan pada umumnya, orang-orang
intuitive ini berbicara menggunakan metafora dan analogi, serta cenderung tidak
to-the-point.
3. Thinking vs. Feeling
Orang-orang thinking cenderung membuat
keputusan yang didasarkan pada logika, bersifat objektif, dan tidak melibatkan
emosi. Para individu yang menggunakan thinking ini sangat menjunjung tinggi
rasionalitas. Mereka biasanya lebih termotivasi oleh pencapaian dan
keberhasilan. Dan pada umumnya, mereka juga menekan perasaan pribadi dan kurang
sensitif terhadap perasaan orang lain.
Berbeda dengan si
thinking, mereka yang lebih menggunakan feeling cenderung membuat keputusan
yang didasarkan pada empati, lebih bersifat subyektif, dan juga melibatkan
emosi. Dalam membuat keputusan, si feeling akan memikirkan dampak dari
keputusan mereka terhadap orang lain. Mereka biasanya lebih termotivasi oleh
keinginan untuk dihargai. Dan pada umumnya, para individu feeling ini sangat
peka terhadap perasaan pribadi dan juga sangat sensitif terhadap perasaan orang
lain.
4. Judging vs. Perceiving
Para individu judging cenderung hidup
secara teratur dan terstruktur. Mereka biasanya mengerjakan sesuatu secara
terjadwal dan merasa senang jika sudah membuat keputusan. Biasanya, “etos
kerja” para judging ialah: kerja dulu, main kemudian. Mereka sangat berpegang
teguh pada tujuan awal dan tidak mudah berganti arah. Orang-orang judging ini
lebih berorientasi pada hasil dan mendapatkan kepuasan dari menyelesaikan
proyek. Mereka juga lebih senang jika dapat mengetahui pasti apa yang akan
dihadapi.
Sedangkan, mereka
yang perceiving cenderung hidup secara spontan dan tidak terlalu terstruktur.
Mereka biasanya mengerjakan sesuatu tidak berdasarkan pada jadwal, tetapi lebih
mengikuti kapasitas dan lonjakan energi yang mereka rasakan. Biasanya, “etos
kerja” para perceiving ialah: main dulu, kerja kemudian. Orang-orang perceiving
ini juga merasa lebih senang ketika membiarkan pilihan tetap terbuka dan tidak
segera mengambil sebuah keputusan. Mereka juga lebih mudah berganti tujuan
ketika ada pilihan lain yang terbuka dan lebih menarik. Para orang perceiving ini
lebih berorientasi pada proses dan mendapatkan kepuasan dari memulai proyek.
Jadi kesimpulannya?
16
Tipe Kepribadian MBTI via https://excellenceassured.com/myers-briggs-personality-types/free-myers-briggs-type-personality-test
Ekstrovert dan introvert berbicara
tentang bagaimana orientasi dari energi dalam jiwa seseorang: Apakah mereka
mendapatkan energi dari luar diri mereka, atau dari dalam diri mereka sendiri.
Sensing dan intuitive membahas tentang bagaimana seseorang menerima, mengolah,
dan memahami informasi: Apakah mereka lebih menerima fakta-fakta yang konkret
dan praktikal, atau ide-ide abstrak yang imajinatif dan inovatif.
Sedangkan thinking dan
feeling merujuk pada bagaimana seseorang membuat keputusan: Apakah mereka lebih
menggunakan logika dan bersifat objektif, atau berdasarkan nilai-nilai pribadi
dan bersifat subjektif.
Terakhir, judging dan perceiving menggali lebih dalam
tentang bagaimana seseorang mengarahkan dirinya terhadap hidup: Apakah mereka
lebih menginginkan keteraturan dan lingkungan yang terstruktur, atau spontanitas
dan keterbukaan terhadap pengalaman.
Nah, itulah fakta-fakta dasar dari
masing-masing dimensi kepribadian MBTI yang harus kamu pahami terlebih dahulu. Jadi,
jangan bilang kalau orang introvert itu sama dengan pemalu, ya. Karena soal
pemalu itu berbeda dengan masalah ekstrovert dan introvert. Ada kok orang-orang
introvert yang tidak pemalu. Ada juga mereka yang ekstrovert tapi pemalu.
Untuk
penjelasan selanjutnya mengenai masing-masing tipe dari 16 kepribadian MBTI
akan dibahas di artikel-artikel berikutnya ya. So stay tuned ya, guys!
Kalau dari penjelasan
di atas, kira-kira kecenderungan dimensi yang kalian punya yang mana saja nih, guys?
Yuk, tulis di kolom komentar!
Popular Posts
IQ Rendah itu Bodoh? Jangan Salah! Inilah 9 Tipe Kecerdasan Manusia Yang Perlu Kamu Tahu
- Get link
- X
- Other Apps
Comments
Post a Comment